Pembicara Utama

Lasem Pluralism Trail (12-15 Oktober 2017)

Diskusi Panel “Pluralisme & Perdamaian di Rembang-Lasem: Model Indonesia yang Dicita-citakan Pendiri Bangsa”

Sabtu, 14 Oktober 2017

Pk: 09.00 – 11.00

Pondok Pesantren Kauman Lasem

KH M. Zaim Ahmad Ma’shoem

Pesantren Kauman di Lasem, mungkin satu-satunya pesantren yang ada di tengah-tengah komunitas Tionghoa. Dan KH M. Zaim Ahmad Ma’shoem (Gus Zaim) mungkin satu-satunya pengasuh pesantren yang menyowankan santri barunya pada ketua rukun warga setempat yang notabene, Tionghoa dan bukan Islam.

Gus Zaim bercerita, “Tiap santri baru, pasti diantar sowan ketua RW. Ketua RW di sini namanya King Ho, orang di sini memanggilnya Semar. Santri-santri di sini saya anjurkan berbaur dengan orang Tionghoa. Saya waktu pertama kali datang ke sini ya sowan-sowan mereka. Alhamdulillah mereka terima dengan baik. Insya Allah dapat pahala..hahaha..”

Tidak berhenti sekedar bergaul, para santri pesantren Kauman juga ikut layat jika ada tetangga Tionghoa meninggal. Gus Zaim mewajibkan santri putranya untuk takziyah.

Dari keramahan Gus Zaim dan para santrinya, empat keluarga Tionghoa masuk Islam, dua keluarga dari Kecamatan Lasem dan dua keluarga dari Rembang.

 

Tjahjadi Nugroho

Pendiri Asosiasi Pendeta Indonesia (API) ini lahir di Magelang pada masa perang kemerdekaan.  Ia bersahabat baik dengan mendiang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sampai akhir hayat Presiden RI ke-4 tersebut dan mereka berdua menggagas bersama berbagai kerja kebangsaan seperti gerakan Nusantara Bangkit Bersatu.

Nugroho terlibat dalam berbagai upaya serta dialog membangun perdamaian dalam forum-forum lintas agama internasional dan nasional.

Beberapa bukunya antara lain Keluarga Besar Umat Allah (1999), Agama Kekuasaan dan Kekuasaan Agama (2005), dan Yesus Kristus Berkat atau Kutuk (2013).

Tjahjadi Nugroho bermukim di Semarang dan dapat dihubungi di tjahjadinugroho@yahoo.com