Anak Muda Indonesia Belajar Memupus Prasangka
Ringkasan
Melalui program “Pluralism Trail”, EIN Institute berinisiatif melibatkan 40 anak muda Indonesia dari berbagai latar belakang untuk mengalami secara langsung kehidupan plural di Lasem, Jawa Tengah. Kegiatan selama 3 hari 2 malam ini akan diisi dengan kunjungan ke berbagai situs yang menunjukkan keseharian warga Lasem yang harmonis, serta kunjungan tinggalan-tinggalan bersejarah yang menceritakan pluralisme warga Lasem yang telah berakar sejak ratusan tahun lalu. Program ini bertujuan mempromosikan pluralisme di kalangan remaja dan dewasa muda, sebagai populasi kunci dalam memerangi radikalisme, rasisme dan terorisme yang mengancam eksistensi Indonesia.
Total Dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan Pluralism Trail:
Tantangan
Sebagai negara multi-kultur, Indonesia kerap diguncang berbagai konflik etnis dan agama. Sentimen anti Tionghoa adalah salah satu isu yang secara terus menerus bertahan sejak era kolonial; menyebabkan praktik-praktik diskriminasi dan persekusi yang menuntut banyak korban.
Solusi
Melalui program “Pluralism Trail”, EIN Institute berinisiatif melibatkan 40 anak muda Indonesia dari berbagai latar belakang untuk mengalami secara langsung kehidupan plural di Lasem, Jawa Tengah. Kegiatan selama 3 hari 2 malam ini akan diisi dengan kunjungan ke berbagai situs yang menunjukkan keseharian warga Lasem yang harmonis, serta kunjungan tinggalan-tinggalan bersejarah yang menceritakan pluralisme warga Lasem yang telah berakar sejak ratusan tahun lalu. Program ini bertujuan mempromosikan pluralisme di kalangan remaja dan dewasa muda, sebagai populasi kunci dalam memerangi radikalisme, rasisme dan terorisme yang mengancam eksistensi Indonesia.
Manfaat Jangka Panjang
Keberlangsungan Indonesia yang didasarkan atas Pancasila berada di tangan generasi muda yang mampu menerjemahkan ideologi negara dalam kehidupan sehari-hari. Program “Pluralism Trail” diharapkan akan memperkuat komitmen 40 anak muda Indonesia untuk terlibat dalam promosi pluralisme dan kampanye perdamaian. Peserta muda diharapkan dapat mempengaruhi rekan-rekan dan sahabat dalam lingkaran terdekat mereka untuk menjadi lebih toleran dan berpikiran terbuka; serta berperan dalam mengeliminasi stereotip.