“Ayah saya digelandang ke kantor polisi, diinterogasi, kakinya diijepit kaki meja. Petugas itu menuduh ayah komunis, karena tidak memeluk suatu agama..” Demikian penuturan seorang penghayat aliran kebatinan Perjalanan (1927) di Subang, dalam mengisahkan pengalaman persekusi yang dialami keluarganya dulu. Sementara salah satu penghayat kepercayaan Medal Urip dari Brebes juga mengutarakan pengalaman yang mirip. Semasa ayahnya masih hidup, keluarga mereka mendapat perundungan dari tetangga-tetangga di lingkungan tempat tinggal.Mereka dituduh sesat. Dan ketika sang ayah meninggal dunia, mereka kesulitan mengurus pemakamannya, karena ditolak oleh warga. Dua pengalaman tersebut terungkap dalam acara Pemutaran dan Diskusi Film “Atas Nama Percaya”, yang diselenggarakan di Unika […]