Surakarta, Kabar EIN – “Mengapa di Indonesia banyak orang bergelar tinggi, bahkan guru-guru besar, malah anti-kebhinnekaan dan mempromosikan fundamentalisme serta radikalisme?,” demikian lontaran antropolog Sumanto Al Qurtuby saat menjadi narasumber seminar “Hidup Bertoleransi dalam Kebhinneka-Tunggal-Ika-an” helatan Badan Musyawarah Antar Agama Lembaga Keagamaan Kristen Indonesia (BAMAG LKKI). Seminar ini digelar di Auditorium Sekolah Tinggi Teologi (STT) Intheos, Surakarta pada Sabtu (15/7) lalu. Sumanto berpendapat, menjadi ekstremis dan penyiar kebencian adalah pilihan masing-masing individu. “Kitab suci itu teksnya lengkap. Ada ayat yang membawa pesan damai, ada ayat tentang berperang, tinggal pembacanya memilih. Kalau diibaratkan mal, semua ayat ada dalam kitab, tinggal kita […]
Sumanto Al Qurtuby: Tips Menjadi Pluralis, Akui Kebhinnekaan Agama Sendiri
Share the knowledge!
Share the knowledge!