Share the knowledge!

Lagu JanjiMu Seperti Fajar  terlantun indah ketika satu demi satu tamu undangan memenuhi Resto Taman Singosari, Semarang. Acara Natal Bersama Jurnalis, Budayawan dan Lintas Iman pada Jumat 6 Januari ini diinisiasi oleh Journalist Creative. Berbagai komponen hadir; anggota DPRD Kota Semarang, pejabat Pemkot Semarang, jajaran Polrestabes Semarang, akademisi, budayawan, tokoh lintas agama, aktivis lembaga swadaya masyarakat,  jurnalis dan komponen masyarakat lainnya.

Berbagai elemen masyarakat hadir dalam perayaan Natal, membuktikan bahwa masyarakat Kota Semarang memegang komitmen kebhinekaan Indonesia. Suasana kian hangat saat pemandu acara secara mengejutkan memasuki ruangan dari belakang ruangan pertemuan sambil melantunkan lagu Indonesia Raya. Spontan band tuan rumah mengiringi lagu sakral tersebut, ditingkahi suara tamu undangan yang tanpa diminta ikut menyanyikan Indonesia Raya dengan penuh khidmat.

Pesan natal pertama disampaikan oleh Pendeta Setyoko dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) Semarang Barat. Pendeta Setyoko mengingatkan bahwa pesan damai kelahiran Yesus perlu dimaknai sebagai usaha menghadirkan kedamaian di hati masing-masing. Ketika semua orang dapat hidup berdampingan  tanpa menghiraukan agama dan etnis, itulah natal yang sesungguhnya. “Kita harus memulai damai mulai dari diri kita sendiri dan dengan tetangga terdekat kita,” pesannya singkat dan tegas.

Meneladani Nabi Isa

Kemudian KH Ubaidillah Achmad, staf pengajar UIN Walisongo yang dikenal akrab dengan panggilan Gus Ubaid menyambung pesan Natal dengan menyampaikan beberapa prinsip kehidupan Nabi Isa untuk diambil sebagai pelajaran. “Maaf sebelumnya, tapi dalam keyakinan kami (Islam) saya memanggilnya Nabi Isa, bukan Yesus. Saya akan memberikan pesan Natal yang berawal dari prinsip-prinsip kehidupan Nabi Isa,”

Gus Ubaid menceritakan betapa pentingnya masyarakat meneladani kehidupan Isa. Nabi Isa berani memerangi fasisme dengan penuh pengorbanan. “Kita tahu bahwa nabi Isa diturunkan pada zaman yang sedang mengalami fasisme dalam dunia politik. Kita pun harusnya mau berkorban dalam kehidupan kita, waktu, tenaga atau bahkan kekayaan kita,” demikian pesan Gus Ubaid.

Supriyadi, Ketua DPRD Kota Semarang menjadi orang ketiga yang menyampaikan pesan Natal. “Keragaman yang ada di Semarang haruslah kita jaga karena Indonesia memang diciptakan dari perbedaan. Saya yakin Kota Semarang adalah termasuk kota yang cukup kondusif. Hal ini tentu tidak terlepas dari partisipasi seluruh lapisan masyarakat,” ungkapnya.

Politisi PDIP yang pernah meluncurkan otobiografi berjudul “Dari Terminal ke Gedung Dewan” ini sangat berharap para tokoh agama untuk melakukan komunikasi secara intens. “Jangan sampai Semarang mendadak berubah seperti Jakarta kemarin (red. :merujuk ricuh isu penistaan agama), kelakarnya mengakhiri pesan Natal.

 

Editor: Yvonne Sibuea

Facebook Comments

Share the knowledge!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *