Share the knowledge!

Semarang, EIN Institute – Para peserta acara “Srawung Kaum Muda Lintas Agama” tersentak menyaksikan Romo Aloysius Budi Purnomo (Romo Budi) berlari ke tengah area pertunjukan, menerobos hujan dan memeluk penari sufi. Tari Sufi yang dipentaskan oleh komunitas Islam di halaman Balaikota Semarang pada Minggu (5/3) berakhir haru.

Gerimis runtuh menjelang  tarian selesai dipentaskan, dan dalam sekelip mata berganti menjadi hujan disertai angin kencang. Perubahan cuaca ini memaksa peserta acara srawung berjejal-jejal berebut berteduh di bawah tenda. Sementara salah satu penari sufi terus berputar menyelesaikan gerakan tarinya tanpa menghiraukan hujan lebat.

Romo Budi yang mengiringi tarian dengan meniup saksofon sontak berjalan mendekati dan memeluk sang penari. Secara spontan aksi beliau diikuti Gus Ubaidillah Achmad (Gus Ubaid), mereka bertiga berpelukan di bawah guyuran hujan deras. Acara Srawung dihadiri oleh 71 komunitas di Semarang dan berbagai kota di sekitarnya. Tercatat 2.314 orang hadir mewakili beragam organisasi.  

Deklarasi Srawung Kaum Muda

Walikota Semarang, Hendar Prihadi dalam sambutannya mengatakan. “Meski kita ini beragam dan berbeda-beda, kita harus tegaskan bahwa kita itu tetap satu juga sebagai warga Indonesia.” Menyikapi beberapa kasus intoleransi yang mulai merebak di Semarang, Hendi tidak segan-segan meminta kelompok intoleran untuk keluar dari Indonesia.

Walikota yang mengidolakan Soekarno dan Gus Dur tersebut dikenal sebagai pemimpin yang mengayomi keberagaman. Belum lama ini, Hendi mengizinkan acara Perayaan Cap Go Meh diselenggarakan di halaman Balai Kota  Semarang, setelah ada penolakan penyelenggaran acara tersebut di halaman Masjid Agung Jawa Tengah.

Dalam acara Srawung, beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat membacakan deklarasi tersebut “Deklarasi Orang Muda Lintas Agama Semarang untuk Indonesia.” Para deklarator diantaranya adalah Romo Budi (Katolik), Gus Ubaid (Islam), Pendeta Tjahyadi Nugroho (Kristen), Pandita Warto (Budha), I Nengah Wirta (Hindu), Andi Gunawan (Kong Hu Cu) serta Sumarwanto (aliran kepercayaan). Masing-masing mereka juga menyampaikan refleksi dan harapannya untuk Indonesia yang lebih baik.

Perayaan dan Refleksi

Selain Tari Sufi ada Tari Janger dari Pemuda Hindu, ada pembacaan puisi oleh Budayawan Joko Pinurbo, ada duet Romo Budi dengan vokalis Power Slave, Haidi Ibrahim dan berbagai penampilan lainnya. Panitia acara Srawung menerbitkan buku berisi refleksi dari berbagai perwakilan lintas agama, tentang bagaimana seharusnya anak muda Indonesia mengelola keberagaman.

Salah satu penulisnya, Setyawan Budi yang adalah Koordinator Persaudaraan Lintas Iman (PELITA) Semarang, mengingatkan bahwa menjaga kebhinekaan adalah tugas bersama. Menurutnya, paham intoleransi harus dipukul mundur sebelum menguasai Indonesia yang sejak awal didirikan untuk menyatukan keberagaman.

 

Editor: Yvonne Sibuea

Facebook Comments

Share the knowledge!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *